Search

Sabtu, 13 April 2013

GERAKAN 30 SEPTEMBER 1965: SEBUAH PROLOG

Monumen Kesaktian Pancasila
Dekrit Presiden pada 5 Juli 1959 merupakan cikal bakal lahirnya Demokrasi Terpimpin. Konstitueante ini muncul sebagai sistem politik militer diantara ketegangan-ketegangan yang memuncak sebelumnya. Pada dasarnya Demokrasi Terpimpin merupakan kerjasama antara Presiden dengan Angkatan Perang. Dengan demikian, partai-partai politik dihadapkan pada dua pilihan, memilih turut serta dalam  kedudukan yang sekunder atau tidak turut serta sama sekali yang menempatkan diri di luar sistem politik militer tersebut. Kebanyakan partai-partai politik memilih turut serta seperti Masyumi, PSI, dan lainnya. Setelah PKI dihancurkan akibat pemberontakan di Madiun pada tahun 1948, PKI pun muncul kembali sebagai partai politik dan memilih untuk turut serta dalam kedudukan sekunder tersebut.
Pemilihan Umum 1955, The BigFour partai politik yaitu PKI, PNI, Masyumi, dan NU bersaing untuk memperoleh dukungan suara masyrakat. PKI menggalang kekuatan dari banyak organisasi masyarakat yang radikal dengan menggunakan kewibawaan Soekarno untuk tujuan-tujuan politiknya. Konsepsi Nasakom yang merupakan ajaran Bung Karno dimanfaatkan PKI untuk menyusup ke segala bidang. Tak ayal lagi, perlawanan sengit datang dari ABRI dan golongan-golongan agama di Indonesia seperti Masyumi, NU, dan Katholik.
Lambat laun PKI  berhasil memperkuat posisinya di pemerintahan. Hal ini tentunya membuat PKI mampu muncul sebagai salah satu dari kekuatan  besar di Indonesia. Segitiga kekuatan pemerintahan Indonesia pada masa itu adalah Presiden Soekarno sebagai Pemimpin Besar Revolusi, ABRI, dan PKI. PKI melakukan beberapa tindakan politik diantaranya berusaha keras untuk memecah belah atau menyusupi tubuh partai organisasi massa dan ABRI (dalam  negeri) dan berusaha mengubah politik luar negeri bebas aktif ke arah politik yang condong ke blok komunis (luar negeri).
Demokrasi Terpimpin bertujuan menjamin stabilitas dan kontinuitas di bidang politik agar recana pembangunan semesta dapat dilaksanakan. Sedangkan yang dicapai ialah stabilitas yang seolah-olah tercapai pada permukaannya saja. Jika dilihat dari bawah permukaan , berbagai pertentangan bertumpuk menjadi satu. Puncaknya menjadi nyata pada G30S.  PKI selanjutnya berusaha merebut kekuasaan berdasarkan berbagai analisa perhitungan, yaitu pertama bahwa Presiden Soekarno akan segera meninggal., kedua, ketakutan bahwa Angkatan Perang akan lebih dahulu merebut kekuasaan dan kemudian akan menghancurkan PKI, ketiga perhitungan bahwa Angkatan Perang telah cukup diinfiltrasi oleh kader-kader dan simpatisan PKI.
Pada 5 Agustus 1965 Presiden Soekarno jatuh pingsan dalam suatu acara. Kondisi kesehatan ini pun dimanfaatkan oleh PKI untuk mempercepat rencana mereka untuk mengambil kekuasaan di Indonesia. PKI memiliki kekhawatiran sendiri kalau tiba-tiba Presiden Soekarno meninggal, maka kedudukan PKI akan goyang, bahkan hancur. Hal ini disebabkan, PKI sama sekali tidak memiliki persenjataan, sedangkan mereka akan berhadapan dengan Angkatan Darat yang sudah jelas memusuhi mereka, meskipun PKI memiliki beberapa pendukung di Angkatan Darat dan angkatan lainnya.
Pada tanggal 30 September 1965, Aidit melancarkan rencana mereka. Sasaran mereka ialah melumpuhkan kekuatan Angkatan Darat dengan membunuh 7 Jenderal yang dianggap sangat berbahaya. Adapun 7 Jenderal tersebut ialah Achmad Yani, Anumerta Suprapto, M.T. Haryono, S. Parman, Sutoyo Siswomiharjo, Donald Isac Panjaitan, dan Anreas Tendean. Keesokan harinya peristiwa tersebut diketahui oleh Angkatan Darat. Di bawah pimpinan Panglima Konstrad, Mayor jenderal Soeharto, gerakan tersebut pun segera dipadamkan.
Sejak saat itu, posisi politik Presiden Soekarno meenjadi lemah. Belum lagi demostrasi-demontrasi mahasiswa dan pelajar yang mengajukan tuntutan yaitu Tritura (Tiga Tuntutan Rakyat) antara lain: bubarkan PKI, buburkan kabinet, dan turunkan harga. Selanjutnya PKI dibubarkan oleh Jenderal Soeharto setelah ia mendapatkan Supersemar. Dengan demikin Angkatan Darat memainkan peran sentral dengan jatuhnya Soekarno dan dilarangnya PKI, sebagai satu-satunya kekuatan yang dapat menghindarkan anarki dan melawan PKI. Serta masa Demokrasi Terpimpin pun berakhir bersamaan dengan dikeluarkannya Surat Perintah 11 Maret (Supersemar).
v Sumber:       
Anonim. 2012. 7 Pahlawan Revolusi Korban G 30 S PKI. Diambil pada 12 Februari 2013 dari
 http:// http://menggelikan.blogspot.com/2012/09/7-pahlawan-revolusi-korban-g-30-s-pki.html.com.

Anonim. 2012. Gerakan 30 September. Diambil pada 12 Februari 2013dari http://id.wikipedia.org/wiki/Gerakan_30_September.

Ricklefs, M. C.. 2009. Sejarah Indonesia Modern 1200-2008. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta.

Hasan, Hamid, Didih Sugandi, dan Kosoh Sastradinata. 1986. Buku Materi Pokok Sejarah Indonesia. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar